Ziarah Kanak-Kanak Yesus dari Praha

Kompleks Ziarah yang terletak di dalam komplek Gereja Katolik Gembala Baik Batu. 

Kebaktian kepada Kanak-kanak Yesus merupakan tradisi yang sangat tua di kalangan Gereja Katolik. Banyak orang kudus memiliki devosi tersebut, misalnya St. Theresia dari Kanak Kanak Yesus, St. Fransiskus dari Asisi, St. Antonius dari Padua, dan St. Teresa dari Avila. Sejarah patung Kanak-kanak Yesus dari Praha, berawal pada Abad XVII, ketika patung itu dibawa ke Bohemia (sekarang Republik Ceko), dan diberikan kepada para biarawan Karmelit di Praha. Sejak itulah--setelah banyak rahmat, berkat, dan mukjizat penyembuhan, saat orang berdoa kepada Kanak-kanak Yesus, devosi itu menjadi sangat populer.

Pada Awalnya

Pada awal Abad XVII, Eropa Tengah dilanda oleh Perang 30 Tahun (1618-1648). Sekitar tahun 1630, novisiat Karmel dipindahkan ke Munich, Jerman. Frater Cyrillus juga ikut pindah. Devosi kepada Kanak-kanak Yesus yang biasanya dilakukan oleh para frater, hilang. Malapetaka pun terjadi. Pada tahun1631, bangsa Saxon (Jerman Utara) dan bangsa Swedia menyerbu dan merebut Praha. Para penyerbu membuang patung Kanak-kanak Yesus ke sampah reruntuhan gereja di belakang altar utama. Kedua tangan patung itu patah. Tetapi karena terbuat dari lilin, patung itu tidak rusak. Penghormatan kepada Kanak-kanak Yesus terhenti . Masa itu, Praha kemudian mengalami situasi yang paling buruk. Enam tahun kemudian, pada situasi sedikit membaik, pada Hari Pentakosta 1637, Fray (Romo biarawan) Cyrillus, yang sudah ditahbiskan menjadi imam, kembali ke Praha. Ia mencari patung Kanak-kanak Yesus, dan akhirnya menemukannya di sampah reruntuhan gereja Bunda Maria Kemenangan. Setelah dibersihkan, patung itu ditempatkan di ruang doa. Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dimulai lagi.

Perang

Pada awal Abad XVII, Eropa Tengah dilanda oleh Perang 30 Tahun (1618-1648). Sekitar tahun 1630, novisiat Karmel dipindahkan ke Munich, Jerman. Frater Cyrillus juga ikut pindah. Devosi kepada Kanak-kanak Yesus yang biasanya dilakukan oleh para frater, hilang. Malapetaka pun terjadi. Pada tahun 1631, bangsa Saxon (Jerman Utara) dan bangsa Swedia menyerbu dan merebut Praha. Para penyerbu membuang patung Kanak-kanak Yesus ke sampah reruntuhan gereja di belakang altar utama. Kedua tangan patung itu patah. Tetapi karena terbuat dari lilin, patung itu tidak rusak. Penghormatan kepada Kanak-kanak Yesus terhenti. 

Masa itu, Praha kemudian mengalami situasi yang paling buruk. Enam tahun kemudian, pada situasi sedikit membaik, pada Hari Pentakosta 1637, Fray (Romo biarawan) Cyrillus, yang sudah ditahbiskan menjadi imam, kembali ke Praha. Ia mencari patung Kanak-kanak Yesus, dan akhirnya menemukannya di sampah reruntuhan gereja Bunda Maria Kemenangan. Setelah dibersihkan, patung itu ditempatkan di ruang doa. Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dimulai lagi.

Mendunia

Meskipun berbagai peperangan melanda Eropa dan Ceko, tetapi gereja Bunda Maria Kemenangan dan patung Kanak-kanak Yesus tetap selamat. Dua patung besar, Bunda Maria dan St, Yusuf, diletakkan di kiri dan kanan altar. Patung Kanak-kanak Yesus sendiri diletakkan di dalam kaca berhias kristal dengan 12 patung malaikat dari emas. Sejak itu, replika patung Kanak-kanak Yesus dari Praha tersebar di seluruh Eropa. Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha pun menyebar ke seluruh dunia.

Pada Minggu, 7 September 2014, replika patung Kanak-kanak Yesus dari Praha, hadir di gereja paroki Gembala Baik, Batu, Keuskupan Malang. Patung itu dibawa dan diserahkan oleh Romo Anastasio Roggero, O.C.D, dari gereja paroki Panny Marie Vítêzné (Bunda Maria Kemenangan) di Praha, Republik Ceko. Beliau didampingi oleh Counsellor Politik dan Ekonomi KBRI di Praha, Aloysius Guntur Setyawan, yang Bersama dengan Romo Anastasio, membawa replika pantung itu langsung dari Praha. Pada hari yang sama itu pula, secara resmi patung itu ditempatkan di tempat ziarah Kanak-kanak Yesus dari Praha, yang diberkati dan diresmikan oleh Uskup Malang, Mgr. Herman Joseph S. Pandoyoputro, O.Carm. 

Dengan hadirnya replika patung Kanak-kanak Yesus dari Praha di paroki Gembala Baik, Keuskupan Malang ini, Indonesia menjadi negara ketiga setelah India dan Filipina, yang memiliki replika asal gereja paroki Panny Marie Vítêzné. Di Paroki Gembala Baik, replika patung ini ditempatkan di gua khusus, di samping gua Bunda Perawan Maria. 

Di alas replika patung Kanak-kanak Yesus itu, tertulis surya sengkala (penanggalan berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari, atau Tahun Masehi): Sucining Janma Sonya Mahastawa, yang artinya ‘Kesucian manusia dicapai dengan masuk ke dalam keheningan doa’. Surya sengkala itu (dibaca terbalik) menandakan angka 2014, tahun replica patung Kanak-kanak Yesus dari Praha hadir di Bumi Nusantara. Kini, tempat ziarah Kanak-kanak Yesus di paroki Gembala Baik, Jl. Ridwan 16, Batu, Malang ini, dibuka untuk umum 24 jam.

Makna Devosi

Menurut RP. DR Petrus Maria Handoko, C.M., devosi kepada Kanak-kanak Yesus memiliki empat makna, yaitu:

Pertama, devosi kepada Kanak-kanak Yesus bisa dikatakan merupakan kelanjutan dari devosi kepada bayi Yesus dalam kendang Natal. Penghormaran kepada bayi Yesus pertama – tama jelas dilakukan oleh para gembala (Luk. 2:8-20), dan kemudian oleh para orang Majus (Mat. 2:1-12). Bahkan penghormatan paling awal bisa dikatakan terjadi ketika Yohanes Pembaptis dan Elisabet mengenali bayi Yesus dalam kandungan dan Yohanes Pembaptis “melonjak kegirangan” dalam rahim Elisabet (Luk. 1:39-45).

Banyak orang kudus yang mempunyai devosi yang sangat kuat kepada Kanak Yesus, misalnya St. Atanasius, St. Hironimus, St. Antonius dari Padua, St. Fransiskus dari Assisi, St. Teresa dari Avila, St. Therese dari Lisieux. Beberapa di antara mereka bahkan mendapatkan penampakan dari Yesus sebagai Anak-anak.

Kedua, devosi kepada Kanak Yesus merupakan penghormatan pada misteri Inkarnasi Sang Sabda, yang kita rayakan secara khusus pada masa Natal. Sang Sabda merendahkan diri (Fil. 2:6-11), yaitu dengan lahir sebagai bayi kecil tak berdaya. Penampilan Yesus sebagai kanak-kanak ini mengingatkan kita bahwa Dia sungguh-sungguh manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Devosi kepada Kanak Yesus tidak mengabaikan atau mengecilkan kemenangan  Yesus atas maut, yang kita rayakan pada Hari Raya Paskah. Devosi itu mengingatkan bahwa kemenangan kebangkitan itu diawali dengan, dan dimungkinkan oleh Inkarnasi. Justru untuk menunjukkan kebesaran atau martabat rajawi dari Kanak Yesus, seringkali patung itu diberi pakaian seperti seorang raja, dengan mahkota dan mantol kebesaran. Kanak Yesus mengingatkan kita akan kehidupan-Nya yang tersembunyi di Nasaret.

Kanak Yesus menampilkan sisi manusiawi Yesus. Karena itu setiap orang yang memandang Kanak Yesus itu dimungkinkan untuk mengidentifikasikan diri dengan Yesus dalam kegiatan sehari-hari. Jadi, devosi kepada Kanak Yesus menekankan solidaritas Yesus kepada kita manusia dalam segala kegiatan kita (Katekismus Gereja Katolik, 533).

Ketiga, ada banyak pusat devosi atau tempat ziarah untuk menghormati Kanak Yesus. Misalnya, Santo Nino di Cepu, Filipina; Bambino Gesu di Aracoeli di Roma. Yang paling terkenal ialah devosi kepada Kanak Yesus dari Praha, yaitu Ibu Kota Republik Ceko.

Bisa dikatakan bahwa masing-masing tempat ziarah itu mempunyai patung Kanak Yesus yang khas, baik dalam hal pose badan maupun pakaian. Kanak Yesus dari Praha menggambar seorang kanak yang dengan tangan kiri-Nya memegang bola dunia yang pada puncaknya terdapat salib. Hal ini menyimbolkan martabat Rajawi Yesus. Tangan kanan dinaikkan seperti sedang memberikan berkat, dengan jari telunjuk dan jari tengah diluruskan sedangkan jari manis dan kelingking ditekuk. Kedua jari (telunjuk dan tengah) menandakan kedua kodrat Yesus. Aslinya patung Kanak Yesus ini tidak diberi pakaian, tetapi sekarang seringkali diberi pakaian mantol kebesaran seperti layaknya seorang raja.

Demikian pula, Kanak Yesus ini diberi mahkota Raja.

Keempat, juga di masing-masing tempat ziarah itu ada doa khusus atau doa novena yang ditujukan kepada Kanak Yesus. Sisi manusiawi dan solidaritas Yesus pada kita yang ditampilkan Kanak Yesus, sangat terasa dalam doa-doa khusus tersebut. Misalnya, dalam doa kepada Kanak-Kanak Yesus di Praha, Yesus disebut sebagai “kanak-kanak yang tak berdaya.

” Kepadanya dimohonkan kerendahan hati dan kelembutan,” “keutamaan dan kemurnian” seperti Kanak Yesus yang kudus. Juga dimohonkan “imam yang tumbuh berkembang” dan “kekuatan untuk melawan pencobaan di dunia.”

Pada Kanak Yesus yang adalah Tuhan, juga diserukan agar memenuhi hati kita dengan“keramahan dan pengertian, khususnya untuk anak-anak” selain juga “pengampunan atas dosa-dosa.” Pada bagian lain dari doa itu, dimohonkan ‘kekuatan untuk menanggung beban hidup sehari-hari dalam dunia yang berdosa ini,” juga bantuan “untuk menanggung kemalangan dan kesusahan dengan kesabaran dan keberanian.”

Doa-doa yang demikian menyapa sangat akrab kemanusiawian kita, baik kebutuhan maupun kelemahan kita.

Jadi, devosi kepada Kanak Yesus membuat kita merasa sangat dekat Yesus sebagai saudara sulung kita.

(Sumber: Majalah HIDUP no.3, tanggal 18 Januari 2009)*